Mark up pricing adalah strategi penetapan harga dengan menambahkan persentase tertentu di atas biaya produksi untuk mendapatkan keuntungan. Strategi ini umum digunakan dalam bisnis ritel, kuliner, hingga jasa, karena mudah diterapkan dan membantu menjaga kestabilan margin laba. Dengan metode ini, pelaku usaha dapat menentukan harga jual secara sistematis dan menghindari kerugian akibat penetapan harga yang asal-asalan.

Dalam dunia bisnis yang terus berubah, mark up pricing tetap relevan karena memberikan kontrol penuh atas struktur harga. Meski terlihat sederhana, cara menghitung dan menerapkannya tetap membutuhkan pertimbangan matang, terutama saat menghadapi persaingan dan perubahan perilaku konsumen.

Di artikel ini, kamu akan menemukan penjelasan lengkap tentang konsep mark up pricing, cara menghitungnya, perbandingannya dengan profit margin, serta contoh penerapannya dalam bisnis sehari-hari.

Definisi Mark Up Pricing

Mark Up Pricing adalah strategi penetapan harga dengan menambahkan sejumlah persentase keuntungan dari total biaya produksi. Artinya, harga jual produk ditentukan dari akumulasi seluruh biaya yang dikeluarkan, lalu ditambahkan margin tertentu sesuai target bisnis. Strategi ini banyak digunakan oleh pelaku usaha karena lebih praktis dan langsung mencerminkan potensi keuntungan dari suatu produk atau layanan.

Sebagai pelaku bisnis, memahami konsep mark up pricing menjadi penting karena keputusan penetapan harga akan langsung memengaruhi daya saing produk dan ketahanan finansial bisnis dalam jangka panjang. Strategi ini bukan sekadar menaikkan harga, tapi juga soal menciptakan nilai dan menyesuaikan dengan dinamika pasar serta perilaku konsumen.

Mark up pricing

Rumus Mark Up Pricing

Untuk menerapkan mark up pricing, terdapat dua rumus utama yang bisa digunakan, tergantung dari arah perhitungannya:

1. Menentukan harga jual dari biaya:

Harga jual = Biaya pokok + (Biaya pokok x Persentase mark up)

Contoh:
Jika biaya pokok adalah Rp 40.000 dan mark up yang ditetapkan 25%, maka:

Harga jual = Rp 40.000 + (Rp 40.000 x 25%) = Rp 50.000

2. Menentukan persentase mark up dari harga jual:

Persentase mark up = [(Harga jual – Biaya pokok) / Biaya pokok] x 100%

Contoh:
Jika ingin menjual produk seharga Rp 80.000 dengan biaya pokok Rp 40.000:

Persentase mark up = [(Rp 80.000 – Rp 40.000) / Rp 40.000] x 100% = 100%

Strategi ini bersifat fleksibel. Besarnya mark up bisa berbeda tergantung industri, segmentasi pasar, kualitas produk, hingga persepsi merek di mata konsumen. Di industri fashion, mark up bisa sangat tinggi, sedangkan di sektor FMCG (Fast Moving Consumer Goods), biasanya lebih rendah namun bersifat volume-based.

Tujuan Mark Up Pricing

Lalu, apa sebenarnya tujuan dari kenaikan harga ini?

1. Sudah pasti, cari keuntungan.

Tujuan utama dari strategi ini tentu untuk memperoleh laba yang sehat. Dengan margin yang jelas, bisnis dapat menutup biaya operasional, mengalokasikan dana untuk pengembangan, dan menghadapi risiko kerugian di masa mendatang. Tanpa perhitungan mark up yang tepat, bisnis bisa mengalami cashflow negatif meskipun penjualannya tinggi.

2. Menyederhanakan pesan pemasaran.

Harga yang lebih tinggi bisa memperkuat persepsi kualitas. Dalam banyak kasus, konsumen menganggap harga mahal mencerminkan produk premium. Ini sangat berguna bagi brand yang ingin memposisikan diri sebagai produk eksklusif, unggul secara kualitas, dan tidak hanya bersaing lewat harga murah.

3. Mengurangi keterikatan pelanggan pada harga promo.

Terlalu sering memberi diskon membuat pelanggan terbiasa membeli hanya saat harga turun. Dengan mark up pricing yang konsisten, bisnis bisa membentuk persepsi bahwa nilai produk memang pantas dihargai lebih tinggi tanpa harus bergantung pada promosi terus-menerus.

4. Membuat brand makin adaptif.

Mark up pricing memberikan ruang untuk adaptasi terhadap fluktuasi biaya, termasuk harga bahan baku, biaya logistik, atau perubahan pajak. Dengan skema harga yang fleksibel dan berbasis perhitungan, bisnis tidak perlu panik ketika biaya produksi naik.

5. Memberi sinyal kompetitif terhadap pasar.

Mark up pricing bisa menjadi cara untuk mengirimkan sinyal ke pasar tentang bagaimana bisnis memposisikan dirinya. Misalnya, mark up tinggi menunjukkan positioning premium, sementara mark up rendah bisa menunjukkan efisiensi biaya atau strategi volume.

Mark Up VS Profit Margin

Meskipun sering disamakan, mark up dan profit margin sebenarnya memiliki perbedaan mendasar dalam cara pengukuran keuntungan.

  • Mark Up dihitung berdasarkan biaya pokok. Fokusnya pada seberapa besar keuntungan yang ditambahkan dari biaya dasar.
  • Profit Margin dihitung berdasarkan harga jual. Fokusnya pada seberapa besar keuntungan dari total pendapatan.

Contoh:

  • Biaya pokok: Rp 40.000
  • Harga jual: Rp 80.000

Maka:

  • Mark up = (80.000 – 40.000) / 40.000 = 100%
  • Margin = (80.000 – 40.000) / 80.000 = 50%

Perbedaan ini penting karena keduanya digunakan untuk keperluan manajerial dan pengambilan keputusan yang berbeda. Mark up lebih digunakan untuk penentuan harga, sedangkan margin digunakan untuk analisis kinerja keuangan.

Cara Menentukan Proses Mark Up Pricing yang Tersistem.

Agar strategi mark up pricing berjalan optimal, prosesnya harus dilakukan secara sistematis. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Analisis struktur biaya, mulai dari bahan baku, tenaga kerja, distribusi, hingga overhead. Ini penting agar harga jual tidak hanya menutup biaya langsung, tapi juga biaya tidak langsung.

  2. Tentukan target keuntungan yang realistis. Setiap bisnis memiliki ekspektasi laba yang berbeda. Hal ini tergantung dari tujuan, kompetisi, dan daya beli pasar. Pilih persentase mark up yang sesuai dengan positioning produk dan tingkat risiko.

  3. Lakukan riset pasar dan kompetitor Jangan menetapkan harga hanya berdasarkan biaya internal. Pahami juga bagaimana pesaing mematok harga dan bagaimana konsumen menilai produk sejenis.

  4. Uji harga di pasar terbatas Lakukan soft launching dengan mark up yang telah ditentukan. Amati respons pasar, feedback pelanggan, dan tren penjualan. Jika perlu, lakukan penyesuaian.

  5. Gunakan software pricing dan analitik. Ini penting Untuk bisnis dengan banyak SKU (Stock Keeping Unit). Penggunaan sistem digital memudahkan dalam mengelola harga dan evaluasi performa produk secara berkala.

  6. Review dan evaluasi secara berkala Dunia bisnis dinamis. Harga bahan baku, tren konsumen, hingga kondisi ekonomi bisa berubah. Maka pastikan strategi mark up ini dievaluasi secara berkala dan disesuaikan jika perlu.

Contoh Aplikasi Mark Up Pricing.

Terus gimana contoh dari pengaplikasian strategi ini? Oke mari kita bayangkan jika terjadi sebuah kompetisi antara Coca-Cola dan Pepsi di tahun ini. Coca-cola ingin mendapatkan keuntungan lebih banyak untuk melebarkan ekspansinya pada pembuatan perusahaan manufaktur di ASEAN.

Bagaimana caranya? Sebenarnya banyak, namun salah satunya dengan cara Mark Up salah satu produknya. Bayangkan jika mereka mampu menaikkan harga produknya 10% saja, dari yang Rp 5.000 jadi Rp 5.500. Keuntungan Rp 500 rupiah itu dikalikan seluruh jumlah produk yang terjual. Hayo, bayangin keuntungannya?

Kesimpulan

Strategi mark up pricing adalah metode praktis dan powerful dalam menetapkan harga jual berdasarkan biaya pokok dan target keuntungan. Meski terkesan sederhana, efektivitasnya bergantung pada seberapa teliti analisis biaya dilakukan, seberapa realistis target laba ditetapkan, dan seberapa adaptif bisnis terhadap perubahan pasar.

Dengan memahami mark up pricing secara menyeluruh, bisnis dapat menjaga stabilitas keuangan, menanamkan persepsi kualitas, serta membuat keputusan penetapan harga yang lebih terarah dan berbasis data, bukan sekadar intuisi. Selain strategi mark up, penting juga untuk mengetahui teknik closing. Anda dapat membacanya di artikel berjudul 5 Langkah Closing Dengan Konsisten.

Saya Tom MC Ifle,

Salam Pencerahan.

Rekomendasi Konsultan Bisnis No 1 di Indonesia

Setelah memahami mark up pricing, saatnya Anda mengambil langkah berikutnya dengan menggandeng Top Coach Indonesiakonsultan bisnis nomor satu di Indonesia. Dalam dunia bisnis, membangun dan memelihara jaringan profesional adalah kunci kesuksesan. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengembangkan bisnis Anda dengan dukungan dari konsultan terbaik di industri ini.

Website: www.tommcifle.com
Whatsapp: (+62) 8111595979

Published On: May 30th, 2024 / Categories: Blog /