Pandemi Covid-19 benar-benar telah mengobrak-abrik tatanan ekonomi dunia yang sudah cukup rapi. Para pebisnis pun sampai harus putar otak untuk memastikan bahwa mereka bisa mempertahankan bisnisnya.

Menurut Robert Tanembaum pemimpin adalah seseorang yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para karyawan yang bertanggung jawab, agar semua pekerjaan dapat dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.

Setiap pemimpin atau manager pasti menginginkan semua rencana dan tujuannya berjalan dengan lancar. Hanya saja tidak semua tujuan bisa berjalan dengan baik dan salah satu faktor yang membatasi keberhasilan rencana ialah seorang pemimpin.

Untuk itu dibutuhkan sikap kepemimpinan yang berkualitas, karena saat pandemi ini perilaku dan pola pikirlah yang dapat mencegah reaksi yang berlebihan terhadap krisis dan bagaimana menghadapi tantangan ke depan.

Efek stress karena karyawan yang bekerja saat work from home dapat mengganggu produktifitas. 80 perusahaan yang gagal itu disebabkan oleh tidak adanya kolaborasi yang cocok antara pimpinan dan karyawan. Berikut 7 tanda tim Anda tidak cocok dengan managernya.

Malas

1. Karyawan Malas Untuk Koordinasi

Menjadi seorang pemimpin itu tidaklah mudah, selain memiliki tanggung jawab yang besar menjadi pemimpin juga haruslah berkualitas. Seorang pemimpin juga harus memiliki sifat yang ideal dan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja tim.

Namun, saat berada di bawah kepemimpinan yang buruk, karyawan akan merasa tidak nyaman. Beberapa orang memutuskan untuk bertahan, ada juga yang akhirnya memilih untuk berhenti karena merasa tidak kuat berada dibawah tekanan.

Pemimpin yang buruk tidak hanya berdampak negatif pada kinerja karyawan, namun dapat mengakibatkan kerusakan besar bagi perusahaan. Salah satunya adalah karyawan malas untuk melakukan koordinasi.

Misalnya saat Anda meminta tolong kepada karyawan untuk berkoordinasi dengan leadernya, namun karyawan Anda malah membantah dengan alasan bahwa ia merasa tidak cocok berkoordinasi dengan leadernya.

Akibatnya, karyawan cenderung menyimpan masalahnya sendiri, menanyakan sesuatu hal yang ia tidak tahu dan berdiskusi kepada orang lain yang tidak tepat. Hal ini akan mengakibatkan konflik internal yang berkepanjangan.

2. Menghindari Pemimpin

Tidak semua orang beruntung memiliki pemimpin yang baik. Kenyataannya, banyak orang naik jabatan tanpa pengalaman yang tepat dan latihan dalam menangani sebuah tim. Atasan yang rumit akan berdampak pada kesehatan mental, produktifitas, dan kinerja perusahaan.

Sikap atasan terhadap karyawan akan mempengaruhi hasil dan mood kerja di perusahaan. Jika atasan terus menuntut tanpa kejelasan, maka karyawan pasti akan sulit berkembang dan ini sangat berpengaruh terhadap pekerjaannya.

Itu sebabnya tak jarang banyak karyawan yang menghindari diri dari pemimpin. Jika pemimpinnya datang, bukannya memberikan laporan karyawan malah menghindar. Jika pemimpinnya datang karyawan menghindar dengan cara pura-pura kerja.

Saya pernah menghadiri sebuah acara gathering bareng seorang klient. Kemudian Saya coba memperhatikan salah satu tim dengan ownernya, lalu Saya bilang jika leader dari tim tersebut datang kemudian timnya pergi maka leader tersebut tidak ada kecocokan.

Saat timnya sedang mengobrol, kemudian seorang leader datang. Dari wajah semua timnya pun sudah terlihat bahwa mereka tidak menyukai jika leadernya datang. Tim tersebut pun pergi satu per satu, hingga yang tersisa hanyalah leader dan asistennya saja.

3. Tidak Percaya Dengan Atasan

Kepercayaan adalah hal penting yang harus ada dalam sebuah tim. Rasa percaya merupakan dasar dari kerja tim, dan sifatnya adalah timbal balik bukan satu arah. Salah satu kriteria penting seorang pemimpin adalah dapat dipercaya. Namun, ada beberapa hal yang membuat kerja tim tidak berjalan dengan baik, salah satunya adalah ketidakpercayaan tim kepada pemimpin, saling menyalahkan, sekaligus enggan mengakui kesalahan dan kelemahan.

Misalnya, Anda mengadakan rapat dengan tim mengenai rencana penjualan 3 bulan kedepan, kemudian Anda mengambil sebuah keputusan tentang strategi apa saja yang akan Anda jalani bersama tim untuk mencapai target penjualan tersebut. Saat Anda tanya apakah tim setuju dengan keputusan tersebut, tim pun menyetujuinya. Tapi ternyata tim Anda hanya menyetujui saat masih di depan Anda saja, namun ternyata tim Anda malah membicarakannya dibelakang.

Kondisi ini bila terus dipertahankan bisa merusak tim Anda yang membuat kinerja perusahaan semakin menurun. Untuk itu, seorang pemimpin diharapkan dapat bersikap setransparan mungkin kepada semua tim.

4. Tidak Mau Membuat Laporan

Dalam ruang lingkup pekerjaan, Anda pasti sering menemui beberapa permasalahan. Baik itu menyangkut masalah kerja, tempat dan suasana yang kurang nyaman, hingga masalah dengan pemimpin.

Sebagai contoh, ketika Anda meminta tim untuk membuatkan laporan penjualan bulan September. Kemudian, Anda coba untuk meminta laporan tersebut. Namun ternyata, tim Anda tidak mau membuat laporan yang Anda minta.

Besoknya Anda coba untuk meminta laporannya kembali, namun tim Anda malah membuat banyak alasan seperti “Aduh Pak, maaf Saya lupa membuat laporannya”, atau “Aduh Pak, maaf laporannya ketinggalan di rumah”.

Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka akan menjadi pengaruh buruk bagi bisnis Anda secara keseluruhan tidak hanya mempengaruhi angka produktifitas tetapi juga moral dan akan mengakibatkan perusahaan menjadi sakit atau mati.

5. Karyawan Memilih Resign

Karyawan merupakan aset dalam perusahaan yang mempunyai peran paling penting. Setiap perusahaan pasti menginginkan karyawan yang memiliki performa paling baik untuk tetap tinggal dan bekerja dalam waktu lama.

Karyawan yang memutuskan untuk mengundurkan diri, umumnya karena faktor internal yang terjadi antara pemimpin dan karyawan. Hal ini tidak hanya terjadi pada perusahaan Start Up, tetapi juga pada perusahaan skala besar.

Pemimpin memang memiliki hak untuk meminta karyawan untuk melakukan pekerjaan, tetapi jika hal tersebut dilakukan semena-mena tanpa memperhatikan perasaan orang lain, tentu karyawan akan merasa kesal.

Untuk mendatangkan customer baru, karyawan baru itu sangat sulit. Hal ini menjadi permasalahan yang serius yang berarti bahwa Anda tidak bisa mempertahankan karyawan yang memiliki kinerja terbaik dalam mengembangkan perusahaan.

Lingkungan kerja yang baik adalah yang membuat pemimpin dan karyawan terus berkembang. Menjadi karyawan terbaik di kantor belum tentu memiliki hubungan baik dengan pemimpin, untuk itu pemimpin tidak hanya bertindak sebagai bos, tetapi juga sebagai leader.

6. Karyawan Menjadi Tidak Inisiatif

Salah satu kemampuan yang dimiliki oleh karyawan yang baik adalah kemampuan mengambil inisiatif kerja. Dengan selalu bersedia mengambil inisiatif, seorang karyawan bisa lebih membangun kemampuannya.

Karyawan akan merasa senang jika pendapatnya didengarkan, karena akan merasa dianggap bagian dari perusahaan tersebut. Namun sayangnya, masih banyak perusahaan yang tidak memiliki budaya mendengarkan karyawan.

Kurangnya rasa percaya pemimpin terhadap karyawan, membuat seluruh pengambilan keputusan perusahaan ditetapkan oleh pemimpin. Akibatnya, karyawan merasa takut dan tidak percaya diri untuk memberikan pendapat.

Selain itu, karyawan juga menjadi tidak inisiatif dan memberikan hasil yang tidak produktif. Karyawan yang selalu menunggu perintah adalah satu pertanda bahwa Anda mengalami masalah dengan kolaborasi.

7. Karyawan Memiliki Bisnis Sampingan

Bekerja sebagai karyawan merupakan profesi yang sangat lazim dicari dalam dunia pekerjaan. Namun menjadi karyawan sekaligus memiliki bisnis sampingan tentu bukanlah sesuatu yang umum dan banyak yang mempraktikannya.

Banyak pemimpin perusahaan yang keberatan dengan hal ini, karena karyawan dengan bisnis sampingan kerap kali mendapatkan reputasi buruk di perusahaan. Hal ini bisa menjadi masalah ketika ada konflik antara pekerjaan dan bisnis sampingan yang dilakukannya.

Bisnis sampingan yang dijalankan karyawan mungkin tidak akan mengganggu Anda, tetapi tetap perhitungannya adalah mengganggu waktu kerja apa yang sedang terjadi adalah tim Anda mengalami disfungsi.

Demikian 7 tanda tim Anda tidak cocok dengan managernya. Anda harus mengetahui bagaimana cara membuat tim menjadi sehat, juga cara merancang recruitment dan tahu cara memilih seorang pemimpin yang tepat.

Jika teamnya kompak, pemimpinnya kompak maka untuk melakukan kolaborasi dan delegasi akan berjalan dengan lancar. Tujuan perusahaan dan target penjualan yang sudah ditetapkan pun cepat tercapai dan semoga bermanfaat.

Tom MC Ifle,

Salam pencerahan.

Share This Story, Choose Your Platform!

Published On: July 15th, 2021 / Categories: Leadership, Blog /