Setiap orang pasti ingin berhasil dan konsisten closing setiap hari namun tidak banyak orang yang memiliki kemauan tinggi untuk belajar dan berjuang. Maka dari itu pahami dulu bahwa bagian dari keberhasilan itu salah satunya adalah adanya teknik dalam penjualan. Karena proses penjualan itu adalah proses yang sangat-sangat konsisten mulai dari customer mencari produk, mempelajari produk, mencoba produk sampai membuat orang tersebut membeli produk Anda.
Dalam teknik penjualan ada dua proses yang harus di tempuh yaitu proses menjual ke perusahaan dan proses menjual ke retail atau ke consumer langsung. Tapi kedua proses itu memiliki kesamaan yaitu closing deal yaitu membuat orang mau menukar sesuatu kepada kita. Salah satu contoh fase dalam closing adalah memberikan e-book gratis kepada mereka yang mau tukarkan emailnya atau nama referensi. Jadi, sederhananya closing adalah proses tukar menukar baik informasi maupun uang.
Makanya, proses tukar menukar tersebut sering saya sebut sebagai closing dengan tahapan yang membuat Anda semakin dekat dengan closing sebenarnya. Karena saat Anda sudah menerima email, database atau nomor telpon konsumen, bisa langsung Anda follow up lagi. Nah dari hasil follow up itulah yang menentukan orang tersebut bisa berpikir lebih jernih untuk membeli produk dan pada akhirnya menjadi customer yang setia. Atau dengan cara lain yang membuat closing Anda sukses yaitu dengan memiliki closing rules.
Closing rules adalah sebuah proses dimana Anda berpikir waktu closing zaman dulu itu selalu sukses, jadi pikirkan moment-moment ketika Anda mudah mendapatkan transaksi. Mungkin saja selalu deal kalau misalnya memberikan brosur, dealingnya di cafe atau saat orangnya datang ke kantor. Nah apa closing rules Anda?
Sebuah bisnis pasti punya closing rules yang berbeda- beda, Anda harus pikirkan dan di set supaya pada saat benar-benar mencapai closing Anda bisa memanfaatkan momentum tersebut untuk mendapatkan income dari customer. Bagaiman cara Anda untuk memperkuat closing Anda? Berikut 5 step jika mau closing lebih sering, lebih cepat dan lebih banyak.
1. Pastikan Anda Berhubungan Dengan Desicion Maker
Pengambilan keputusan atau Decision Making yaitu suatu proses pemikiran dalam pemulihan dari beberapa alternatif atau kemungkinan yang paling sesuai dengan nilai atau tujuan individu untuk mendapatkan hasil atas solusi tentang prediksi kedepan. Pada dasarnya keputusan bukanlah hal istimewa yang di miliki oleh orang tertentu misalnya hanya untuk pelaku usaha, eksekutif ataupun manager. Tetapi ini merupakan tugas alamiah manusia dalam hidup salah satunya yaitu untuk mengambil keputusan.
Namun tak sedikit kita temui bahwa dalam mengambil keputusan merupakan hal yang sulit dan membingungkan, sehinggga membutuhkan orang lain untuk memutuskan. Misalnya ketika berhadapan dengan prospek seperti ini akan selalu membutuhkan pendapat dari anak, istri/suami, orang tua, ataupun atasannya.
Oleh karena itu, menemukan prospek yang mampu mengambil keputusan merupakan salah satu hal penting agar Anda bisa jualan atau closing lebih sering.
2. Jangan Pernah Memaksa Tetapi Mengedukasi
Masa pandemi ini membuat perilaku konsumen berubah drastis dan secara tidak langsung juga menyebabkan cara kerja juga ikut berubah. Sehingga strategi marketingpun harus dapat menyesuaikan dengan segala perubahan yang ada. Misalnya mulai dari follow up customer dengan cara mengedukasi bukan memaksa.
Jika Anda seorang salesman harus mampu menunjukkan ketulusan Anda ingin membantu dalam menjelaskan kebutuhan customer, produk yang ditawarkan, bukan ingin mengambil uangnya. Oleh karena itu, jangan pernah memaksa prospek karena orang tidak suka dipaksa meskipun suka belanja.
3. Buat Jembatan Antara Keinginan Dengan Kebutuhan
Kata “kebutuhan” dan “keinginan” merupakan dua hal yang hampir tidak bisa di bedakan. Saat Anda tidak mampu mengelola kebutuhan dan keinginan maka Anda akan terjebak dalam masalah yang berkaitan dengan finansial.
Contoh sederhananya seseorang yang ingin membeli bor untuk membuat lubang. Tetapi bor bukanlah satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah tersebut karena masih ada cara lain misalnya dengan menggunakan paku, atau menggunakan benda tajam lainnya.
Jadi, kebutuhan utama orang tersebut adalah lobang bukan alatnya. Jadi untuk mencapai kebutuhan yang sebenarnya Anda harus mampu menjual atau memberikan cara praktis yang dapat membantu meringankan masalah yang di hadapinya.
4. Anda Harus Mengatasi Keberatan
Apakah Anda pernah mengalami ketika menawarkan barang ke calon pelanggan tetapi di tolak? Tentu dengan berbagai alasan keberetannya untuk membeli produk yang Anda tawarkan. Misalnya si prospek mengatakan harga kemahalan, atau mungkin prospek mengatakan tidak butuh. Ingat bahwa Penolakan atau keberatan prospek bukanlah akhir dari proses penjualan. Maka dari itu sebagai salesman harus pantang menyerah sebelum closing, harus memiliki cara menangapinya dengan benar.
5. Ketika Closing Berikan Kejutan
Pastinya sebelum melakukan penjualan, sebagai sales profesional mempelajari atau memahami pengertian dari closing. Maka teknik closing atau dikenal sebagai teknik menutup penjualan merupakan teknik Marketing yang bertujuan untuk menarik minat serta menambah jumlah dari customer yang ada.
Namun, apakah setelah closing Anda juga memberikan kejutan kepada customer Anda? Jika belum maka perlu di coba. Misalnya ketika customer ingin membayar atau minta bill di close maka jangan hanya billnya saja tetapi ada permennya, voucher, ataupun ekstra dessert. Ini akan membuat orang pada saat closing memberikan respon yang positif. Demikian pembahasan mengenai 5 langkah closing dengan konsisten, semoga bermanfaat.
Tom MC Ifle,
Salam pencerahan.